GANGGUAN LAMBAT BELAJAR DAN KURANG MOTIVASI BELAJAR
A. Gangguan
Lambat Belajar (Slow Learner) Gangguan lambat belajar adalah siswa
yang lambat dalam proses belajar , sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih
lama dibandinakan sekelompok siswa laen yang memiliki taraf potensi intelektual
yang sama.
Ø Ciri-ciri
slow learner:
Pada umumnya
anak yang lambat belajar adalah anak yang memiliki kecenderungan di bawah
rata-rata tapi tidak sampai pada taraf imbisil atau idiot. Gejala- gejala anak yang lambat belajar adalah
1. Perhatian dan
konsentrasi singkat
2. Reaksi lambat
3. Kemampuannya
terbatas untuk mengerjakan hal yang abstrak dan menyimpulkan
4. Kemampuanny
terbatas dalam menilai bahan yang relevan
5. Gagal mengenal
unsur dalam situasi baru
6. Belajar lambat dan mudah lupa
Faktor-faktor
Penyebab Slow Learner
Kelainan tingkah laku anak yang
tergolong dalam slow learner adalah menggambarkan adanya sesuatu yang kurang
pada pusat susunan syarafnya, kemungkinan ada suatu syaraf yang tidak berfungsi
lagi karena telah mati atau setidak-tidaknya telah menjadi lemah. Keadaan itu
biasanya terjadi ketika anak masih dalam kandungan ibunya atau pada waktu
dilahirkan, dapat pula terjadi karena adanya faktor-faktor dari dalam atau dari
luar.
Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Dalam kesulitan belajar ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yakni:
i. Faktor intern
1. Faktor fisiologi, factor fisik dari anak itu sendiri., seperti: cacat tubuh, yang dapat kita bagi lagi menjadi cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, serta gangguan gerak, serta cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, dan lain sebagainya.
2. Faktor psikologis , berbagai hal yang berkenaan dengan berbagai perilaku yang ada dibutuhkan dalam belajar, seperti: kesiapan, ketenangan, rasa aman, intelligensi yang dimiliki oleh anak..
ii. Factor ekstern (factor dari luar anak) meliputi :
1. Faktor-faktor sosial Yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di rumah yang dipengaruhi oleh pemberian kasih sayang dari orang tua.
2. Faktor-faktor non- sosial, factor guru di sekolah, kemudian alat-alat pembelajaran, kondisi tempat belajar, serta kurikulum.
Dalam kesulitan belajar ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, yakni:
i. Faktor intern
1. Faktor fisiologi, factor fisik dari anak itu sendiri., seperti: cacat tubuh, yang dapat kita bagi lagi menjadi cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, serta gangguan gerak, serta cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, dan lain sebagainya.
2. Faktor psikologis , berbagai hal yang berkenaan dengan berbagai perilaku yang ada dibutuhkan dalam belajar, seperti: kesiapan, ketenangan, rasa aman, intelligensi yang dimiliki oleh anak..
ii. Factor ekstern (factor dari luar anak) meliputi :
1. Faktor-faktor sosial Yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di rumah yang dipengaruhi oleh pemberian kasih sayang dari orang tua.
2. Faktor-faktor non- sosial, factor guru di sekolah, kemudian alat-alat pembelajaran, kondisi tempat belajar, serta kurikulum.
Apabila di tinjau dari segi waktu, maka terjadinya slow learner dapat di klasifikasikan
atas tiga masa
1. Masa sebelum di
Lahirkan (Masa Parental) yaitu proses kelainan pada pusat
susunan syaraf anak telah terjadi semasa masih dalam kandungan perut ibunya.
Hal ini mungkin terjadi akibat dari infeksi penyakit dari ibu misal
a)
Penyakit sipilis
b)
Obat-obatan yang di makan si ibu
c)
Kelainan pada kelenjar gondok yang mengakibatkan pertumbuhan kurang wajar
2. Masa Kelahiran (Masa
Natal) Proses
kelainan pusat susunan syaraf pada anak yang waktu di lahirkan terjadi karena:
a)
Bayi yang mengalami kelahiran yang terlalu lama, hingga bayi menderita
kekurangan zat asam, hal ini akan mempengaruhi sel-sel syaraf otak
b)
Akibat pendarahan pada otak yang terjadi karena sulitnya proses kelahiran yang
terpaksa di bantu dengan mempergunakan alat
c)
Bayi tidak dapat segera menangis setelah lahir, yang mengkibatkan lambatnya
bayi untuk memulai bernafas secara efektif.
3. Masa Setelah di
Lahirkan (Masa Postnatal) adalah keadaan anak setelah di lahirkan itu dalam
keadaan normal, tapi karena adanya suatu hal sehingga terjadilah kerusakan pada
otak yang dapat terlihat atau nampak dalam kemundurannya dari kecerdasan anak
itu. Keadaan itu mungkin terjadi akibat kecelakaan, penyakit akut, sehingga
mengakibatkan pendarahan di otak atau peradangan pada selaput otak.
Kesulitan belajar yang di alami oleh anak SD :
·
Hyperactive/hiperaktif
Ciri anak ini tidak
bisa duduk diam di kelas. Anak ini terus bergerak. Kadang anak ini berlarian,
meloncat, bahkan berteriak-teriak. Anak ini sulit di kontrol untuk melakukan
aktivitas secara teratur dan tertib, suka mengganggu teman sekelasnya.
·
Distractibility Child
Tipe anak ini
cenderung cepat bosan, mudah mengalihkan perhatiannya ke berbagai objek lain di
kelas, mudah dipengaruhi, dan sulit memusatkan perhatian pada kegiatan yang
berlangsung di kelas.
·
Poor Self Concept
Ciri anak ini pendiam,
sangat perasa/ sensitif, mudah tersinggung. Sikapnya pasif dan cenderung
tidak berani bertanya, karena merasa diri tidak mampu, dan kurang bergaul,
·
Impulsive
Di kelas acapkali
dijumpai anak yang cepat bereaksi. Anak serupa ini langsung berbicara, tanpa
menghiraukan pertanyaan guru. Jawaban spontan, kurang mendukung kemampuan
berfikir logis. Anak ini berteriak pada saat menjawab, ingin menunjukkan diri
sebagai anak pandai, namun jawaban/ reaksinya mencerminkan ketidakmampuannya.
Jawabannya tidak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.
·
Distractive Behavior
anak ini tipe perusak.
Sikapnya agresif ke arah negatif, suka membanting atau melempar. Anak ini
termasuk anak yang bermasalah (trouble maker). Sikap mudah tersinggung dengan
temperamen yang tinggi dan suka merusak.
·
Dependency
Ciri anak ini tidak
dapat tinggal di kelas tanpa ditemani oleh ibunya. Ketergantungan ini dapat
disebabkan sikap ibu yang sangat melindungi anak sehingga saat ke sekolahpun
harus ditemani oleh ibu.
·
Withdrawl
Ciri anak ini adalah
pemalu dan menganggap dirinya bodoh, sehingga malu pergi ke sekolah. Harga diri
yang rendah disebabkan karena latarbelakang sosial ekonomi orang tua yang
rendah.
·
Underachiever
Anak ini tidaklah
termasuk anak “bodoh” atau “tolol”. meskipun semangat belajarnya sangat rendah,
sering melupakan PR, dan hasil ulangannya selalu rendah. Anak ini potensi
intelektualnya diatas rata-rata. Guru diharapkan memberi perhatian yang serius
kepada anak yang berprestasi di bawah kemampuan ini
Overachiever
Karakteristik anak ini
memiliki motivasi belajar yang
tinggi, cepat merespon dan acapkali enggan
untuk menerima kritik. Sikapnya agak
sombong serta merespon dengan sangat cepat. Anak ini tidak dapat menerima kegagalan dirinya
·
Slow Learner
Anak ini acapkali
malas, kalau ditanya biasanya membutuhkan waktu lama untuk menjawabnya, sering
lupa mengerjakan tugasnya, kalaupun dikerja biasanya tidak tuntas, cara
berpikirnya lamban.
·
Social Interception
Sikap anak seperti ini
“Cuek”. Ia kurang peka terhadap lingkungannya, sulit membaca ekspresi guru dan
teman-temannya, kaku dalam bergaul dengan teman-temannya. Dengan demikian, anak
ini sering “dikucilkan” oleh teman-teman disekitarnya.
B. Penyebab siswa Kurang Motifasi Belajar
Motivasi ada dua, yaitu motivasi
Intrinsik dan motivasi ektrinsik.
• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
ada faktor yang paling sering mengakibatkan “mati”-nya
semangat belajar tersebut :
1. Siswa menanggap pelajaran tersebut tidak perlu (tidak berguna)
2. Penggaruh dari sifat staff penggajar
3. Kepenatan atas gaya / sistem belajar yg diterapkan
4. Fasilitas / prasarana pembelajaran yang kurang memadai
5. Suhu ruangan / Cuaca (hal ini kurang logis namun menurut saya tidak karena apabila udaranya sejuk / dingin siswa menjadi mengantuk)
1. Siswa menanggap pelajaran tersebut tidak perlu (tidak berguna)
2. Penggaruh dari sifat staff penggajar
3. Kepenatan atas gaya / sistem belajar yg diterapkan
4. Fasilitas / prasarana pembelajaran yang kurang memadai
5. Suhu ruangan / Cuaca (hal ini kurang logis namun menurut saya tidak karena apabila udaranya sejuk / dingin siswa menjadi mengantuk)
Dalam
permasalahan secara umum, kunci untuk membangkitkan movitivasi belajar siswa
terdapat pada staf penggajar.
Berdasarkan sudut pandang psikologis, motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Berdasarkan sudut pandang psikologis, motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan
materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam
diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian
biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin
tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai
gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan
perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya,
maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak
diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi sang murid
sehingga ia mau melakukan belajar.
Ada beberapa strategi yang bisa
digunakan oleh para staf pendidik untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa,
yaitu sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2. Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3. Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5. Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6. Membangkitkan dorongan kepada
anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7. Membantu kesulitan belajar anak
didik secara individual maupun kelompok
8. Menggunakan metode yang
bervariasi (jangan terlalu monotone dalam mengajar)
9. Menggunakan media yang baik dan
sesuai dengan tujuan pembelajaran
10. Menggunakan gambar dalam proses
menerangkan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa jenuh siswa
11. Menggunakan lelucon / bercanda.
Sebagai bentuk “refreshing” dan untuk mendapatkan perhatian siswa kembali
D. Kesimpulan Pada dasarnya konsep kesulitan
belajar memiliki ruang lingkup yang cukup luas dan dapat di alami oleh seluruh
anak, baik anak yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Dan di batasi
pada tiga jenis kesulitan belajar yang umum di alami oleh anak SD . dan masalah
kurangnya motifasi belajar sangatlah kompleks, dalam permasalahan secara umum,
kunci untuk membangkitkan motifasi belajar siswa terletak pada tenaga pendidik.
Daftar
Pustaka
Haniah.1993.diagnosis
kesulitan belajar
Mulyono,abdurrahman.
1996. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar:jakarta.
Jika ingin menDownload file KLIKDISINI
SEMOGA BERMANFAAT :-)
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan Sopan :-), Ucapanmu mencerminkan Kualitas Dirimu :-
)